Penulis: a16z New Media
Penerjemah: Shen Chao TechFlow
Dalam dua hari terakhir, kami telah membagikan tantangan dan peluang yang akan dihadapi para pembangun pada tahun 2026 menurut tim infrastruktur, pertumbuhan, ilmu kehidupan & kesehatan, Speedrun, aplikasi, serta tim Vitalitas Amerika Serikat.
Hari ini, kami akan membagikan 17 wawasan tentang masa depan yang dirangkum oleh beberapa mitra a16z di bidang kripto (serta beberapa kontributor tamu). Topik-topik ini mencakup mulai dari agen cerdas dan kecerdasan buatan (AI), stablecoin, tokenisasi dan keuangan, privasi dan keamanan, hingga pasar prediksi, SNARKs (teknologi zero-knowledge proof), serta aplikasi lainnya... dan juga cara membangun di masa depan. (Untuk selalu mendapatkan pembaruan tren, panduan pembangun, laporan industri, dan sumber daya kripto lainnya, pastikan untuk berlangganan buletin kripto a16z.)
Besok, kami akan menutup minggu ini dengan pengumuman khusus dan undangan eksklusif dari a16z, jangan sampai terlewat!
Berikut adalah sorotan utama hari ini:
Privasi Akan Menjadi Parit Pertahanan Terpenting di Bidang Kripto
Privasi adalah salah satu fitur kunci yang mendorong keuangan global untuk beralih ke blockchain, namun saat ini hampir semua blockchain kekurangan aspek ini. Bagi kebanyakan blockchain, privasi hanyalah fitur sekunder atau bahkan diabaikan.
Namun, saat ini privasi sendiri sudah cukup menarik untuk membuat sebuah chain menonjol di antara para pesaingnya. Lebih penting lagi, privasi dapat menciptakan "efek penguncian chain", bahkan bisa disebut sebagai "efek jaringan privasi". Dalam dunia di mana persaingan performa saja tidak lagi cukup, efek ini menjadi sangat penting.
Berkat adanya protokol jembatan lintas chain, selama semuanya bersifat publik, berpindah dari satu chain ke chain lain menjadi sangat mudah. Namun, begitu privasi diperkenalkan, kemudahan ini hilang: memindahkan token memang mudah, tetapi memindahkan rahasia sangat sulit. Saat berpindah dari chain privasi ke chain publik, atau antara dua chain privasi, selalu ada risiko, misalnya pihak ketiga yang mengamati transaksi on-chain, mempool, atau lalu lintas jaringan dapat mengidentifikasi identitas Anda. Melintasi batas antara chain privasi dan chain publik, bahkan antara dua chain privasi, akan membocorkan berbagai metadata, seperti keterkaitan waktu dan besaran transaksi, yang membuat pelacakan menjadi lebih mudah.
Dibandingkan dengan banyak chain baru yang homogen, di mana biaya bisa turun hingga nol karena persaingan (karena ruang blok pada dasarnya sudah serupa di antara chain), blockchain dengan fitur privasi dapat membentuk efek jaringan yang lebih kuat. Faktanya, jika sebuah blockchain "umum" tidak memiliki ekosistem yang berkembang, aplikasi killer, atau keunggulan distribusi asimetris, hampir tidak ada alasan untuk menarik pengguna atau pengembang, apalagi loyalitas pengguna.
Di blockchain publik, pengguna dapat dengan mudah bertransaksi dengan pengguna di chain lain—chain mana yang mereka pilih tidak terlalu penting. Namun, di blockchain privasi, pilihan chain menjadi sangat penting, karena setelah bergabung dengan sebuah chain, pengguna akan enggan berpindah demi menghindari risiko eksposur. Fenomena ini menciptakan dinamika "winner takes all". Dan karena privasi adalah syarat utama di sebagian besar skenario nyata, hanya sedikit chain privasi yang mungkin akan menguasai sebagian besar pasar kripto.
——Ali Yahya, Mitra a16z bidang kripto
Pasar Prediksi: Masa Depan yang Lebih Besar, Lebih Luas, dan Lebih Cerdas
Pasar prediksi telah berkembang dari niche menjadi arus utama, dan di tahun mendatang, mereka akan menjadi lebih besar, lebih luas, dan lebih cerdas di persimpangan teknologi kripto dan kecerdasan buatan (AI), sekaligus membawa tantangan penting baru bagi para pembangun.
Pertama, akan ada lebih banyak kontrak yang terdaftar. Ini berarti kita tidak hanya bisa mendapatkan probabilitas waktu nyata tentang pemilu besar atau peristiwa geopolitik, tetapi juga hasil detail dan peristiwa silang yang kompleks. Seiring kontrak baru ini mengungkap lebih banyak informasi dan secara bertahap terintegrasi ke dalam ekosistem berita (tren ini sudah dimulai), mereka juga akan memicu isu sosial penting, seperti bagaimana menyeimbangkan nilai informasi ini, serta bagaimana merancang pasar agar lebih transparan, dapat diaudit, dan lain-lain—masalah-masalah ini dapat diselesaikan melalui teknologi kripto (SC akan menautkan ke artikel terkait kami>).
Untuk menangani jumlah kontrak yang lebih besar, kita memerlukan cara baru untuk mencapai konsensus kebenaran guna menyelesaikan masalah kontrak. Cara penyelesaian platform terpusat (apakah suatu peristiwa benar-benar terjadi? Bagaimana kita mengonfirmasi?) sangat penting, tetapi kasus kontroversial seperti pasar litigasi Zelensky dan pasar pemilu Venezuela justru mengungkap keterbatasannya. Untuk mengatasi kasus-kasus pinggiran ini dan membantu pasar prediksi berkembang ke aplikasi yang lebih berguna, tata kelola terdesentralisasi baru dan oracle berbasis model bahasa besar (LLM) dapat membantu menentukan kebenaran hasil yang diperdebatkan.
AI dalam aplikasi oracle bahkan bisa melampaui LLM. Misalnya, agen cerdas AI yang berdagang di platform ini dapat mencari sinyal global, memberikan keunggulan untuk perdagangan jangka pendek, sehingga mengungkap wawasan baru tentang dunia dan memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa depan. (Proyek seperti Prophet Arena sudah menunjukkan potensi di bidang ini.) Selain sebagai analis politik kompleks yang dapat kita konsultasikan untuk wawasan, ketika kita mempelajari strategi agen cerdas ini, mereka juga dapat mengungkap faktor prediksi mendasar dari peristiwa sosial yang kompleks.
Apakah pasar prediksi akan menggantikan survei opini? Tidak; mereka akan membuat survei opini menjadi lebih baik (dan informasi survei juga dapat dimasukkan ke pasar prediksi). Sebagai seorang ilmuwan politik, saya paling tertarik pada bagaimana pasar prediksi dapat berkolaborasi dengan ekosistem survei opini yang kaya dan dinamis—tetapi ini membutuhkan teknologi baru, seperti AI, yang dapat meningkatkan pengalaman survei; serta teknologi kripto, yang dapat menyediakan cara baru untuk membuktikan bahwa peserta survei adalah manusia, bukan robot, dan fitur lainnya.
——Andy Hall, Penasihat Riset Kripto a16z (juga Profesor Ekonomi Politik di Universitas Stanford)
Melihat Tokenisasi Aset Dunia Nyata dan Stablecoin dari Perspektif yang Lebih “Crypto-Native”
Kami melihat bank, perusahaan fintech, dan manajer aset sangat tertarik untuk membawa saham AS, komoditas, indeks, dan aset tradisional lainnya ke blockchain. Namun, seiring semakin banyak aset tradisional yang on-chain, tokenisasi ini sering kali bersifat “fisis”—berdasarkan pemahaman saat ini tentang aset dunia nyata, tanpa sepenuhnya memanfaatkan fitur crypto-native.
Tetapi bentuk sintetis seperti kontrak perpetual (perps) tidak hanya dapat memberikan likuiditas yang lebih dalam, tetapi juga biasanya lebih mudah diwujudkan. Kontrak perpetual juga memiliki mekanisme leverage yang mudah dipahami, sehingga menurut saya ini adalah derivatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pasar kripto. Saya juga percaya bahwa saham pasar berkembang adalah salah satu kelas aset yang paling layak untuk “perpetualisasi” (perpify). (Misalnya, likuiditas pasar “opsi jatuh tempo 0 hari” (0DTE) beberapa saham bahkan lebih tinggi dari pasar spot, yang memberikan peluang eksperimen perpetualisasi yang sangat menarik.)
Pada akhirnya ini adalah masalah “perpetualisasi vs. tokenisasi”; namun, bagaimanapun juga, kita seharusnya melihat lebih banyak tokenisasi aset dunia nyata (RWA) yang crypto-native dalam setahun ke depan.
Demikian pula, pada tahun 2026, setelah stablecoin menjadi arus utama pada tahun 2025, kita akan melihat lebih banyak tren “penerbitan, bukan sekadar tokenisasi”, dan volume penerbitan stablecoin yang belum dilunasi akan terus tumbuh.
Namun, stablecoin tanpa infrastruktur kredit yang kuat lebih mirip “bank sempit”, hanya memegang aset likuid tertentu yang dianggap sangat aman. Meskipun bank sempit adalah produk yang efektif, saya tidak percaya itu akan menjadi pilar ekonomi on-chain dalam jangka panjang.
Kita telah melihat banyak manajer aset baru, kurator, dan protokol mulai memfasilitasi pinjaman berbasis aset on-chain yang dijamin dengan agunan off-chain. Pinjaman ini biasanya dimulai secara off-chain, lalu ditokenisasi. Namun menurut saya, dalam kasus ini, manfaat tokenisasi terbatas, mungkin hanya untuk memudahkan distribusi aset kepada pengguna yang sudah on-chain. Oleh karena itu, aset utang sebaiknya langsung dimulai di on-chain, bukan dimulai off-chain lalu ditokenisasi. Inisiasi on-chain dapat menurunkan biaya layanan pinjaman dan biaya struktur backend, serta meningkatkan aksesibilitas. Tantangannya adalah kepatuhan dan standarisasi, tetapi para pengembang sudah berupaya mengatasi masalah ini.
——Guy Wuollet, Mitra Umum a16z bidang kripto
Stasiun Transit Bisnis Kripto: Perdagangan Bukan Tujuan Akhir
Saat ini, selain stablecoin dan beberapa infrastruktur inti, hampir setiap perusahaan kripto yang berkinerja baik telah atau sedang beralih ke bisnis perdagangan. Namun, jika “setiap perusahaan kripto menjadi platform perdagangan”, bagaimana masa depan industri ini? Ketika terlalu banyak pemain melakukan hal yang sama, tidak hanya akan mengurangi perhatian pasar satu sama lain, tetapi juga menyebabkan hanya segelintir perusahaan besar yang menjadi pemenang. Ini juga berarti, perusahaan yang terlalu cepat beralih ke perdagangan kehilangan kesempatan membangun bisnis yang lebih defensif dan tahan lama.
Meski saya bersimpati pada para pendiri yang berjuang agar keuangan perusahaan berjalan baik, mengejar product-market fit jangka pendek juga ada biayanya. Masalah ini sangat menonjol di bidang kripto, karena dinamika unik token dan spekulasi membuat para pendiri cenderung memilih kepuasan instan dalam mencari product-market fit... ini bisa dibilang seperti “tes marshmallow” (yaitu tes penundaan kepuasan). Perdagangan itu sendiri tidak salah, itu adalah fungsi penting pasar, tetapi tidak harus menjadi tujuan akhir pengembangan bisnis. Para pendiri yang fokus pada bagian “produk” dari product-market fit, mungkin akhirnya menjadi pemenang yang lebih besar.
——Arianna Simpson, Mitra a16z bidang kripto
Dari “Kenali Pelanggan Anda” (KYC) ke “Kenali Agen Anda” (KYA)
Bottleneck ekonomi agen sedang bergeser dari kecerdasan ke identitas.
Di bidang layanan keuangan, “identitas non-manusia” kini jumlahnya sudah melebihi karyawan manusia dengan rasio 96 banding 1—namun identitas ini masih seperti hantu yang tidak bisa masuk ke sistem perbankan. Infrastruktur kunci yang hilang di sini adalah KYA: Know Your Agent (Kenali Agen Anda).
Seperti halnya manusia membutuhkan skor kredit untuk mendapatkan pinjaman, agen juga membutuhkan kredensial bertanda tangan kriptografi untuk bertransaksi—kredensial ini akan mengaitkan agen dengan pemberi kuasa, kondisi, dan tanggung jawabnya. Sebelum mekanisme ini dibangun, pedagang masih akan memblokir agen di firewall mereka. Industri keuangan membutuhkan puluhan tahun untuk membangun infrastruktur KYC, dan sekarang, hanya punya beberapa bulan untuk menyelesaikan masalah KYA.
——Sean Neville, Co-founder Circle & Arsitek USDC; CEO Catena Labs
Masa Depan Stablecoin: Mekanisme Onramp dan Offramp yang Lebih Baik dan Lebih Cerdas
Tahun lalu, volume transaksi stablecoin diperkirakan mencapai 46 triliun dolar AS, dan terus mencetak rekor baru. Untuk memahami skala ini, jumlah tersebut lebih dari 20 kali volume transaksi PayPal; hampir 3 kali jaringan pembayaran terbesar dunia, Visa; dan dengan cepat mendekati volume Automated Clearing House (ACH) Amerika Serikat—ACH adalah jaringan elektronik yang memproses transaksi keuangan seperti setoran langsung di AS.
Saat ini, Anda dapat menyelesaikan transaksi stablecoin dalam waktu kurang dari satu detik, dengan biaya kurang dari satu sen. Namun, masalah yang belum terpecahkan adalah bagaimana menghubungkan dolar digital ini dengan sistem keuangan yang digunakan orang sehari-hari—dengan kata lain, bagaimana membangun mekanisme onramp dan offramp stablecoin.
Generasi baru startup sedang mengisi kekosongan ini, menghubungkan stablecoin dengan sistem pembayaran yang lebih dikenal dan mata uang lokal. Beberapa perusahaan menggunakan bukti kriptografi, memungkinkan orang menukar saldo lokal mereka dengan dolar digital secara privat. Beberapa perusahaan terintegrasi dengan jaringan regional, menggunakan kode QR, jalur pembayaran real-time, dan fitur lainnya untuk pembayaran antarbank... Ada juga perusahaan yang membangun lapisan dompet global dan platform penerbit kartu yang benar-benar interoperable, memungkinkan pengguna membelanjakan stablecoin di merchant sehari-hari. Pendekatan-pendekatan ini bersama-sama memperluas partisipasi dalam ekonomi dolar digital, dan dapat mempercepat adopsi stablecoin sebagai metode pembayaran utama.
Seiring mekanisme onramp dan offramp ini semakin matang, dolar digital akan langsung terhubung ke sistem pembayaran lokal dan alat merchant, sehingga melahirkan pola perilaku baru: pekerja lintas negara dapat menerima gaji secara real-time; merchant dapat menerima pembayaran dolar global tanpa rekening bank; aplikasi dapat melakukan penyelesaian instan dengan pengguna kapan saja dan di mana saja. Stablecoin akan berkembang dari alat keuangan niche menjadi lapisan penyelesaian dasar internet.
——Jeremy Zhang, Tim Teknik Kripto a16z
Stablecoin: Membuka Siklus Upgrade Buku Besar Bank, Memulai Skenario Pembayaran Baru
Saat ini, banyak bank masih menggunakan sistem perangkat lunak yang sulit dikenali oleh pengembang modern: pada 1960-1970-an, bank adalah adopter awal sistem perangkat lunak besar; pada 1980-1990-an, perangkat lunak perbankan inti generasi kedua (seperti GLOBUS dari Temenos dan Finacle dari InfoSys) mulai muncul. Namun, perangkat lunak ini telah menua, dan kecepatannya terlalu lambat untuk di-upgrade. Akibatnya, industri perbankan—terutama database buku besar inti yang melacak simpanan, agunan, dan kewajiban lainnya—masih banyak berjalan di komputer mainframe, menggunakan bahasa pemrograman COBOL, dan mengandalkan antarmuka file batch alih-alih API modern.
Mayoritas aset global masih bergantung pada buku besar inti yang telah berusia puluhan tahun ini. Meski sistem ini telah teruji waktu, dipercaya regulator, dan terintegrasi dalam skenario bisnis perbankan yang kompleks, mereka juga menghambat inovasi. Misalnya, menambahkan fitur penting seperti pembayaran real-time (RTP) ke sistem ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, serta harus menghadapi utang teknis dan kompleksitas regulasi berlapis-lapis.
Inilah tempat stablecoin berperan besar. Dalam beberapa tahun terakhir, stablecoin tidak hanya menemukan product-market fit dan masuk arus utama, tahun ini, institusi keuangan tradisional (TradFi) menerima stablecoin di tingkat yang benar-benar baru. Stablecoin, tokenisasi deposito, tokenisasi obligasi pemerintah, dan obligasi on-chain, memungkinkan bank, fintech, dan institusi keuangan membangun produk baru dan melayani pelanggan baru. Yang lebih penting, institusi ini dapat berinovasi tanpa harus menulis ulang seluruh sistem warisan mereka—meski sudah tua, sistem ini telah berjalan stabil selama puluhan tahun. Jadi, stablecoin memberikan jalur inovasi baru bagi institusi.
——Sam Broner
Desentralisasi adalah Masa Depan Pesan, Lebih Penting dari Enkripsi Kuantum
Seiring dunia bergerak menuju era komputasi kuantum, banyak aplikasi pesan berbasis kriptografi (seperti Apple, Signal, WhatsApp) memimpin tren dan telah meraih hasil luar biasa. Namun masalahnya, hampir semua aplikasi pesan utama bergantung pada server privat yang dioperasikan oleh satu organisasi. Server-server ini mudah menjadi target pemerintah untuk ditutup, disusupi, atau dipaksa menyerahkan data pribadi.
Jika sebuah negara bisa menutup server Anda, jika sebuah perusahaan memiliki kunci server privat, bahkan jika perusahaan hanya memiliki satu server privat, apa gunanya enkripsi kuantum? Server privat mengharuskan pengguna “percaya pada saya”, tapi jika tidak ada server privat, artinya “Anda tidak perlu percaya pada saya”. Komunikasi tidak memerlukan perusahaan perantara untuk beroperasi.
Pesan membutuhkan protokol terbuka, memungkinkan pengguna tidak perlu percaya pada siapa pun. Cara mencapainya adalah melalui jaringan terdesentralisasi: tanpa server privat, tanpa aplikasi tunggal, semua kode open source, dan menggunakan teknologi kriptografi terbaik—termasuk enkripsi tahan ancaman kuantum.
Dengan jaringan terbuka, tidak ada individu, perusahaan, organisasi nirlaba, atau negara yang dapat mencabut kemampuan komunikasi kita. Bahkan jika sebuah negara atau perusahaan menutup aplikasi, keesokan harinya akan muncul 500 versi baru. Bahkan jika satu node ditutup, insentif ekonomi dari teknologi seperti blockchain akan mendorong node baru segera menggantikannya.
Saat orang mengendalikan pesan mereka sendiri melalui kunci, seperti mereka mengendalikan uang mereka sendiri, segalanya akan berubah. Aplikasi bisa datang dan pergi, tetapi pengguna akan selalu mengendalikan pesan dan identitas mereka. Bahkan jika aplikasi gagal, pengguna akhir tetap memiliki pesan mereka sendiri.
Ini bukan sekadar soal ketahanan kuantum dan enkripsi, tetapi tentang kepemilikan dan desentralisasi. Tanpa keduanya, yang kita bangun hanyalah sistem kriptografi yang tak bisa diretas tapi tetap bisa ditutup.
——Shane Mac, Co-founder & CEO XMTP Labs
Dari “Code is Law” ke “Specification is Law”—Evolusi Baru Keamanan DeFi
Beberapa insiden peretasan DeFi baru-baru ini menyerang protokol yang telah teruji, dijalankan oleh tim kuat, diaudit ketat, dan telah online selama bertahun-tahun. Insiden ini mengungkap kenyataan yang mengkhawatirkan: standar praktik keamanan saat ini masih sangat bergantung pada aturan praktis dan penanganan kasus per kasus.
Agar keamanan DeFi semakin matang, kita perlu beralih dari tambal sulam pola kerentanan ke jaminan atribut di tingkat desain, dari “berusaha sebaik mungkin” ke “pendekatan prinsipil”:
Pada tahap statis/sebelum deployment (pengujian, audit, verifikasi formal, dll.), ini berarti memverifikasi invarian global secara sistematis, bukan hanya invarian lokal yang dipilih secara manual. Saat ini, beberapa tim sedang membangun alat pembuktian berbantuan AI yang dapat membantu menulis spesifikasi, mengusulkan invarian, dan mengurangi pekerjaan pembuktian manual yang mahal dan memakan waktu.
Pada tahap dinamis/setelah deployment (pemantauan runtime, penegakan runtime, dll.), invarian ini dapat diubah menjadi “pagar pembatas” waktu nyata—sebagai garis pertahanan terakhir. Pagar pembatas ini langsung dikodekan sebagai asersi runtime, memastikan setiap transaksi harus memenuhi asersi tersebut.
Jadi, kini kita tidak lagi mengasumsikan setiap kerentanan tertangkap sebelumnya, melainkan langsung menanamkan atribut keamanan kunci ke dalam kode, secara otomatis membatalkan transaksi yang melanggar atribut tersebut.
Ini bukan sekadar teori. Dalam praktiknya, hampir setiap serangan yang telah terjadi akan memicu pemeriksaan ini selama eksekusi, sehingga bisa menghentikan aksi peretas. Maka, konsep “code is law” sedang berevolusi menjadi “specification is law”: bahkan serangan baru pun harus memenuhi atribut keamanan yang menjaga integritas sistem, sehingga serangan yang tersisa hanya yang sangat kecil atau sangat sulit dilakukan.
——Daejun Park, Tim Teknik Kripto a16z
Teknologi Kripto Melampaui Blockchain: Memulai Era Baru Verifikasi Komputasi
Selama bertahun-tahun, SNARKs (Succinct Non-interactive Arguments of Knowledge)—teknologi bukti kriptografi yang dapat memverifikasi komputasi tanpa eksekusi ulang—hampir hanya diterapkan di bidang blockchain. Ini karena biaya komputasinya sangat tinggi: menghasilkan satu bukti komputasi bisa memerlukan kerja 1.000.000 kali lipat dari menjalankan komputasi itu sendiri. Biaya tinggi ini layak jika dibagi ke ribuan validator, tetapi tidak praktis di skenario lain.
Situasi ini akan segera berubah. Pada 2026, overhead prover zkVM (zero-knowledge virtual machine) akan turun menjadi sekitar 10.000 kali, penggunaan memori hanya beberapa ratus megabyte—cukup cepat untuk dijalankan di ponsel, cukup murah untuk berbagai skenario. Mengapa “10.000 kali” bisa menjadi angka ajaib? Karena throughput paralel GPU kelas atas sekitar 10.000 kali CPU laptop. Pada akhir 2026, satu GPU akan dapat menghasilkan bukti komputasi CPU secara real-time.
Terobosan teknologi ini berpotensi mewujudkan visi dalam beberapa makalah riset awal: komputasi cloud yang dapat diverifikasi. Jika Anda sudah menjalankan beban kerja CPU di cloud—baik karena beban komputasi tidak cukup untuk memanfaatkan GPU, kurang keahlian, atau keterbatasan sistem warisan—Anda akan dapat memperoleh bukti kriptografi atas kebenaran komputasi dengan biaya masuk akal. Selain itu, prover ini sudah dioptimalkan untuk GPU, tanpa perlu penyesuaian tambahan pada kode Anda.
——Justin Thaler, Peneliti Kripto a16z & Associate Professor Ilmu Komputer Universitas Georgetown
AI Akan Menjadi Asisten Riset
Sebagai seorang ekonom matematika, pada Januari tahun ini, saya masih kesulitan membuat model AI konsumen memahami alur kerja saya; namun pada November, saya sudah bisa memberi instruksi abstrak ke model seperti ke mahasiswa doktoral... kadang-kadang mereka bahkan memberikan jawaban baru dan benar. Selain pengalaman pribadi saya, kita juga mulai melihat AI digunakan di bidang riset yang lebih luas, terutama di bidang penalaran—model kini tidak hanya terlibat langsung dalam proses penemuan, tetapi juga dapat secara mandiri menyelesaikan soal Putnam (mungkin ujian matematika universitas tersulit di dunia).
Saat ini masih belum jelas di bidang mana cara riset ini paling efektif, dan bagaimana tepatnya cara kerjanya. Namun saya memperkirakan, riset AI akan melahirkan dan menghargai gaya riset “serba bisa” yang baru: menekankan kemampuan menebak hubungan antar ide, dan dapat dengan cepat mengekstrapolasi dari jawaban yang lebih hipotetis. Jawaban ini mungkin tidak sepenuhnya akurat, tetapi tetap dapat mengarah ke arah yang benar (setidaknya dalam struktur topologi tertentu). Ironisnya, pendekatan ini agak mirip memanfaatkan “halusinasi” model: ketika model cukup “pintar”, memberi mereka ruang abstrak untuk eksplorasi bebas, meski kadang menghasilkan konten tak bermakna, juga bisa memicu penemuan, seperti manusia yang lebih kreatif saat bekerja di arah nonlinier dan ambigu.
Cara penalaran ini membutuhkan alur kerja AI yang benar-benar baru—bukan hanya “agen ke agen”, tetapi juga struktur “agen membungkus agen”. Dalam struktur ini, model di berbagai tingkat membantu peneliti mengevaluasi pendekatan model awal, dan secara bertahap mengekstrak konten berharga. Saya sudah menggunakan metode ini untuk menulis makalah, sementara orang lain menggunakannya untuk pencarian paten, menciptakan bentuk seni baru, bahkan (sayangnya) mencari cara serangan baru pada smart contract.
Namun, agar sistem riset berbasis agen penalaran ini berjalan efisien, dibutuhkan interoperabilitas antar model yang lebih baik, serta cara mengidentifikasi dan memberi kompensasi wajar atas kontribusi setiap model—dan masalah-masalah ini adalah yang bisa dibantu oleh teknologi kripto.
——Scott Kominers, Anggota Tim Riset Kripto a16z & Profesor Harvard Business School
“Pajak Tak Terlihat” Jaringan Terbuka: Ketidakseimbangan Ekonomi di Era AI dan Solusinya
Dengan bangkitnya agen AI, jaringan terbuka menghadapi pajak tak terlihat yang secara fundamental merusak fondasi ekonominya. Kerusakan ini berasal dari ketidakcocokan yang semakin besar antara “lapisan konteks” (Context Layer) dan “lapisan eksekusi” (Execution Layer) internet: saat ini, agen AI mengambil data dari situs konten yang didukung iklan (lapisan konteks) untuk memberikan kemudahan bagi pengguna, namun secara sistematis mengabaikan sumber pendapatan yang menopang konten tersebut (seperti iklan dan langganan).
Untuk mencegah erosi lebih lanjut pada jaringan terbuka, dan melindungi ekosistem konten beragam yang menjadi bahan bakar AI, kita perlu menerapkan solusi teknologi dan ekonomi secara besar-besaran. Ini bisa mencakup model konten sponsor generasi berikutnya, sistem atribusi mikro, atau model pendanaan inovatif lainnya. Namun, protokol otorisasi AI yang ada terbukti tidak berkelanjutan secara finansial—protokol ini biasanya hanya memberi kompensasi sebagian kecil dari pendapatan yang hilang akibat lalu lintas AI.
Jaringan membutuhkan model ekonomi teknologi baru yang mengotomatiskan aliran nilai. Perubahan kunci tahun depan adalah beralih dari model otorisasi statis ke mekanisme kompensasi berbasis penggunaan waktu nyata. Ini berarti perlu menguji dan memperluas sistem—mungkin dengan teknologi pembayaran nano berbasis blockchain dan standar atribusi canggih—untuk secara otomatis memberi penghargaan kepada setiap entitas yang berkontribusi informasi bagi keberhasilan tugas agen AI.
——Liz Harkavy, Tim Investasi Kripto a16z
Kebangkitan “Staked Media”: Membangun Ulang Kepercayaan dengan Blockchain
Celah tentang “objektivitas” dalam model media tradisional sudah terlihat sejak lama. Internet memberi setiap orang hak untuk bersuara, kini semakin banyak operator, praktisi, dan pembangun yang langsung menyampaikan pandangan ke publik. Sudut pandang mereka mencerminkan kepentingan mereka di dunia, dan yang mengejutkan, audiens sering kali menghormati mereka karena kepentingan itu, bukan meskipun demikian.
Perubahan baru yang sebenarnya bukanlah kebangkitan media sosial, melainkan hadirnya alat kripto yang memungkinkan orang membuat komitmen yang dapat diverifikasi secara publik. Di era AI yang membuat pembuatan konten tak terbatas menjadi murah dan mudah—baik dengan identitas nyata atau palsu, dari sudut pandang mana pun—hanya mengandalkan apa yang dikatakan orang (atau bot) sudah tidak cukup. Aset tokenisasi, penguncian terprogram, pasar prediksi, dan riwayat on-chain memberikan dasar kepercayaan yang lebih kuat: komentator dapat membuktikan “berkomitmen dengan tindakan” saat menyampaikan pendapat; podcaster dapat mengunci token untuk menunjukkan mereka tidak akan “pump and dump” secara spekulatif; analis dapat mengaitkan prediksi dengan pasar yang diselesaikan secara publik, menciptakan catatan yang dapat diaudit.
Inilah yang saya sebut sebagai embrio “Staked Media”: bentuk media yang tidak hanya menerima prinsip “ada risiko, ada komitmen”, tetapi juga menyediakan bukti. Dalam model ini, kredibilitas tidak lagi berasal dari klaim netralitas palsu atau pernyataan tanpa dasar, melainkan dari komitmen yang jelas, transparan, dan dapat diverifikasi. “Staked Media” tidak akan menggantikan bentuk media lain, tetapi melengkapi model yang ada. Ia memberikan sinyal baru: bukan sekadar “percaya saya, saya netral”, tetapi “inilah risiko yang saya tanggung, dan inilah cara Anda memverifikasi apakah saya jujur.”
——Robert Hackett, Tim Editorial Kripto a16z
“Secrets-as-a-Service”: Bagaimana Perlindungan Privasi Menjadi Infrastruktur Inti Internet
Di balik setiap model, agen, dan sistem otomatisasi, ada satu faktor sederhana namun penting: data. Namun, sebagian besar pipeline data saat ini—yaitu aliran data yang masuk atau keluar dari model—tidak transparan, berubah-ubah, dan tidak dapat diaudit. Ini mungkin tidak masalah untuk aplikasi konsumen tertentu, tetapi bagi banyak industri dan pengguna (seperti keuangan dan kesehatan), perusahaan perlu memastikan privasi data sensitif. Bagi institusi yang mencoba men-tokenisasi aset dunia nyata, ini menjadi hambatan besar.
Lalu, bagaimana melindungi privasi sambil memungkinkan inovasi yang aman, patuh, otonom, dan interoperable secara global? Meski ada banyak metode, saya lebih fokus pada kontrol akses data: siapa yang mengendalikan data sensitif? Bagaimana data mengalir? Siapa (atau apa) yang dapat mengaksesnya?
Tanpa kontrol akses data, siapa pun yang ingin melindungi kerahasiaan data saat ini hanya bisa mengandalkan layanan terpusat atau solusi kustom—yang tidak hanya memakan waktu dan biaya, tetapi juga menghambat institusi keuangan tradisional dan industri lain memanfaatkan sepenuhnya fungsi dan keunggulan manajemen data on-chain. Seiring sistem agen mulai menjelajah, berdagang, dan mengambil keputusan secara otonom, pengguna dan institusi di berbagai industri membutuhkan jaminan kriptografi, bukan sekadar kepercayaan “berusaha sebaik mungkin”.
Oleh karena itu, saya percaya kita membutuhkan “Secrets-as-a-Service”: teknologi baru yang dapat menyediakan aturan akses data native yang dapat diprogram, enkripsi sisi klien, dan manajemen kunci terdesentralisasi, dengan ketentuan jelas siapa yang dapat mendekripsi data dalam kondisi apa, serta berapa lama dekripsi berlaku... semuanya ditegakkan melalui mekanisme on-chain. Dikombinasikan dengan sistem data yang dapat diverifikasi, “rahasia” dapat menjadi bagian dari infrastruktur publik dasar internet, bukan sekadar fitur privasi tambahan di tingkat aplikasi. Ini akan menjadikan privasi sebagai infrastruktur inti internet.
——Adeniyi Abiodun, Chief Product Officer & Co-founder Mysten Labs
Manajemen Kekayaan untuk Semua Orang
Layanan manajemen kekayaan personalisasi secara tradisional hanya ditujukan untuk klien bernilai tinggi, karena memberikan saran khusus di berbagai kelas aset dan mengonfigurasi portofolio secara personal sangat mahal dan rumit. Namun, seiring semakin banyak kelas aset yang ditokenisasi, infrastruktur teknologi kripto memungkinkan strategi investasi personalisasi berbasis rekomendasi dan bantuan AI dapat dieksekusi dan disesuaikan secara instan dengan biaya sangat rendah.
Ini bukan sekadar versi upgrade “robo-advisor”: setiap orang dapat menikmati manajemen portofolio aktif, bukan hanya pasif. Pada 2025, keuangan tradisional (TradFi) telah mengalokasikan 2-5% portofolio ke aset kripto (melalui investasi bank langsung atau produk ETP), tetapi ini baru permulaan; pada 2026, kita akan melihat lebih banyak platform yang fokus pada “akumulasi kekayaan” bukan sekadar “pelestarian kekayaan”—perusahaan fintech (seperti Revolut dan Robinhood) serta bursa terpusat (seperti Coinbase) akan memanfaatkan keunggulan teknologi mereka untuk merebut pangsa pasar lebih besar.
Sementara itu, alat keuangan terdesentralisasi (DeFi) seperti Morpho Vaults dapat secara otomatis mendistribusikan aset ke pasar pinjaman dengan hasil penyesuaian risiko terbaik, memberikan distribusi hasil inti untuk portofolio. Selain itu, menyimpan dana likuid sebagai stablecoin alih-alih fiat, dan berinvestasi di reksa dana pasar uang tokenisasi alih-alih reksa dana pasar uang tradisional, dapat semakin memperluas potensi hasil.
Terakhir, investor biasa kini lebih mudah mengakses lebih banyak aset pasar privat non-likuid, seperti kredit privat, perusahaan Pre-IPO, dan ekuitas privat. Teknologi tokenisasi membuka pasar ini sambil tetap memenuhi persyaratan kepatuhan dan pelaporan. Seiring komponen portofolio yang seimbang secara bertahap ditokenisasi (dari obligasi ke saham, hingga spektrum risiko private dan alternatif), aset-aset ini dapat otomatis di-rebalance tanpa perlu transfer bank yang rumit.
——Maggie Hsu, Tim Pengembangan Pasar Kripto a16z
Internet Menjadi Bank: Masa Depan Arus Nilai
Dengan adopsi besar-besaran agen AI, dan semakin banyak transaksi dilakukan secara otomatis di latar belakang alih-alih mengandalkan klik pengguna, dana—yaitu cara nilai mengalir—perlu berubah. Dalam sistem yang beroperasi berdasarkan niat, bukan instruksi bertahap, pergerakan dana bisa terjadi karena agen AI mengenali kebutuhan, memenuhi kewajiban, atau memicu hasil. Saat itu, nilai perlu mengalir secepat dan sebebas informasi saat ini, dan blockchain, smart contract, serta protokol baru adalah kuncinya.
Saat ini, smart contract sudah dapat menyelesaikan pembayaran dolar secara global dalam hitungan detik. Pada 2026, alat dasar baru (seperti x402) akan membuat penyelesaian ini dapat diprogram dan responsif. Agen dapat saling membayar untuk data, waktu GPU, atau panggilan API secara instan dan tanpa izin—tanpa faktur, rekonsiliasi, atau pemrosesan batch; pengembang dapat merilis pembaruan perangkat lunak dengan aturan pembayaran, batas, dan catatan audit bawaan—tanpa integrasi fiat, onboarding merchant, atau keterlibatan bank; pasar prediksi dapat secara otomatis menyelesaikan secara real-time seiring perkembangan peristiwa—tanpa kustodian atau bursa, odds diperbarui real-time, agen berdagang, pembayaran selesai secara global dalam hitungan detik.
Saat nilai dapat mengalir seperti ini, “alur pembayaran” tidak lagi menjadi lapisan operasi terpisah, melainkan bagian dari perilaku jaringan. Bank akan menjadi bagian dari infrastruktur internet, dan aset akan berevolusi menjadi infrastruktur. Jika dana dapat dirutekan seperti paket data di internet, maka internet bukan hanya penopang sistem keuangan, melainkan menjadi sistem keuangan itu sendiri.
——Christian Crowley dan Pyrs Carvolth, Tim Pengembangan Pasar Kripto a16z
Saat Arsitektur Hukum Cocok dengan Arsitektur Teknologi: Membebaskan Potensi Penuh Blockchain
Dalam sepuluh tahun terakhir, salah satu hambatan terbesar membangun jaringan blockchain di AS adalah ketidakpastian hukum. Hukum sekuritas diperluas dan ditegakkan secara selektif, memaksa para pendiri masuk ke kerangka regulasi yang dirancang untuk perusahaan, bukan jaringan. Selama bertahun-tahun, mengurangi risiko hukum menggantikan strategi produk; peran insinyur digantikan oleh pengacara.
Dinamika ini menyebabkan banyak distorsi aneh: pendiri disarankan menghindari transparansi; distribusi token menjadi sewenang-wenang secara hukum; tata kelola berubah menjadi “drama” permukaan; struktur organisasi dioptimalkan sebagai payung hukum; desain token dipaksa menghindari nilai ekonomi, bahkan tanpa model bisnis. Lebih buruk lagi, proyek kripto yang menghindari aturan sering berkembang lebih cepat daripada pembangun yang jujur.
Namun, pemerintah AS kini lebih dekat dari sebelumnya untuk mengesahkan regulasi struktur pasar kripto, dan undang-undang ini diharapkan tahun depan akan menghapus semua asimetri ini. Jika disahkan, undang-undang ini akan mendorong transparansi, menetapkan standar jelas, dan menggantikan “roulette penegakan” dengan jalur yang lebih jelas dan terstruktur untuk pendanaan, penerbitan token, dan desentralisasi. Dengan dorongan GENIUS, adopsi stablecoin sudah meledak; dan regulasi struktur pasar kripto akan menjadi perubahan yang lebih besar lagi, kali ini untuk jaringan.
Dengan kata lain, regulasi ini akan memungkinkan jaringan blockchain benar-benar beroperasi sebagai jaringan—terbuka, otonom, dapat dikomposisi, netral tepercaya, dan terdesentralisasi.
——Miles Jennings, Tim Kebijakan Kripto & Penasihat Hukum Utama a16z
