Berita

Menurut pemantauan Whale, pada pukul 18:29:11 waktu Wilayah Timur ke-8, USDC Treasury membakar 60 juta USDC di jaringan Ethereum.

Analis data Murphy menyatakan bahwa pada 25 Desember sekitar 23,6 miliar dolar AS opsi bitcoin akan jatuh tempo, menjadikannya penyerahan opsi terbesar dalam sejarah bitcoin. Setelah market maker melepas posisi lindung nilai terkait, dukungan dan resistensi yang dibentuk oleh struktur opsi mungkin akan sementara tidak berlaku, sehingga volatilitas BTC dalam jangka pendek bisa meningkat hingga struktur dana pasar menyesuaikan kembali. Murphy menunjukkan bahwa jika BTC turun kembali ke kisaran 80.000 hingga 82.000 dolar AS, mungkin akan muncul peluang rebound jangka pendek. Saat ini, pada level kecil antara harga dan pertumbuhan dana, sudah muncul sinyal divergensi bullish, yang menunjukkan tren penurunan mungkin akan terkoreksi dan ada kebutuhan untuk rebound. Data historis menunjukkan bahwa sinyal serupa sering kali disertai dengan reli rebound atau pembalikan tren, namun sentimen pasar saat ini masih cenderung bearish, sehingga probabilitas rebound lebih besar.

BlockBeats melaporkan, pada 25 Desember, analis data Murphy menyatakan bahwa besok akan ada opsi bitcoin senilai sekitar 23,6 miliar dolar AS yang akan kedaluwarsa, menjadikannya hari kedaluwarsa opsi terbesar dalam sejarah bitcoin. Setelah market maker melepas posisi lindung nilai terkait, dukungan dan resistensi yang sebelumnya terbentuk oleh struktur opsi akan sementara tidak berlaku, sehingga volatilitas BTC dalam jangka pendek kemungkinan akan meningkat hingga semua partisipan kembali memasang taruhan dan pasar membentuk struktur dana baru. Jika dalam periode ini BTC kembali menguji level terendah sebelumnya (sekitar 80.000-82.000 dolar AS), maka ini akan menjadi peluang untuk mencoba "rebound jangka pendek". Volatilitas yang muncul selama periode kekosongan struktur dana belum tentu menandakan awal dari penurunan besar berikutnya. Selain itu, saat ini terlihat adanya sinyal "bullish divergence" pada skala kecil dalam "gradien harga dan pertumbuhan dana". "Gradien harga dan pertumbuhan dana" mengukur perubahan momentum relatif antara pergerakan harga BTC dan arus modal riil yang masuk. Ketika kecepatan arus keluar modal lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan penurunan harga BTC, hal ini dapat diartikan sebagai koreksi terhadap tren penurunan dan menunjukkan adanya kebutuhan untuk rebound. Pada periode 2024-2025 dan 2021-2022, setelah munculnya 4 sinyal "bullish divergence", BTC mengalami rebound dengan tingkat yang berbeda-beda, bahkan terjadi pembalikan tren. Namun, mengingat sentimen pasar secara keseluruhan saat ini masih dalam masa pemulihan yang cenderung bearish, maka kemungkinan terjadinya rebound lebih besar.